Friday, October 31, 2014

Tips Keluarga Harmonis

Di kantor, ga begitu banyak kerjaan. Isenglah, saya pun buka2 artikel, dan nemuin artikel tentang rumah tangga. Saya suka bgt baca yang kaya gini.
Karena rumah tangga saya pun usianya baru seumur jagung, saya kira penting buat saya masukkin ke blog saya dimana blog saya menganut faham, " Semua tentang orang-orang dan hal-hal yang berharga buat saya". Hehehee.. :)
Dengan men-share , siapa tau bisa menginspirasi juga menasihati diri saya sendiri,
Emang banyak cara antara yang satu dengan yang lain buat menjadikan rumah tangganya harmonis, beda cara menghadapinya, tapi saya rasa setidaknya artikel ini bisa membantu.


Di bawah ini adalah 17 tips bagi istri agar bisa membahagiakan suami. Tips ini merupakan ringkasan dari buku How to Make Your Husband Happy, karya Syaikh Muhammad Abdul Halim Hamid.
1. Sambutan yang manis
  • Sekembalinya suami dari bekerja, dinas luar kota, bepergian, atau kemana pun dia pergi, sambutlah dia dengan baik.
  • Temui dia dengan wajah riang gembira.
  • Bersolek dan pakailah wewangian.
  • Kabarilah dia dengan kabar-kabar baik yang menggembirakan. Tahan diri Anda untuk menyampaikan berita-berita buruk, setidaknya sampai dia telah beristirahat dengan cukup.
  • Berusaha keraslah untuk menyajikan makanan-makanan bermutu, dan sajikanlah selalu tepat waktu.
2. Percantiklah dirimu dan rendahkan suaramu
  • Usahakan agar Anda selalu tampil cantik dan merendahkan suara di hadapannya. Lakukanlah hal itu hanya untuk suami Anda, dan jangan menampakkan kecantikan Anda di hadapan laki-laki yang bukan mahram (laki-laki yang layak untuk engkau nikahi jika engkau belum menikah).
3. Senantiasa tampil mewangi dan selalu cantik
  • Rawatlah dengan baik tubuh dan kebugaran jasmani Anda.
  • Kenakanlah pakaian-pakaian yang menarik dan pakailah parfum yang aromanya disukai suami Anda.
  • Mandilah secara teratur. Apabila telah bersih dari haid, bersihkanlah setiap berkas darah atau bau tak sedap.
  • Gunakanlah jenis parfum, warna-warna, dan pakaian yang disenangi suami Anda.
  • Ubahlah gaya rambut, parfum, dan lainnya dari waktu ke waktu untuk menghindari kejenuhan.
  • Bagaimanapun, semua hal di atas harus dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan, dan tentu saja, jangan melakukannya di hadapan laki-laki dan wanita yang bukan mahram.
...semua hal di atas harus dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan, dan tentu saja, jangan melakukannya di hadapan laki-laki dan wanita yang bukan mahram...
4. Ketika melakukan hubungan intim.
  • Bergegaslah untuk melakoni hubungan intim ketika suami Anda merasa sangat berhasrat untuk melakukannya.
  • Jagalah kebersihan tubuh dan senantiasa tampil harum semaksimal mungkin. Pun demikian, jangan lupa untuk membersihkan setiap cairan yang keluar selama berhubungan intim.
  • Lontarkan ungkapan-ungkapan cinta yang mesra kepada suami Anda.
  • Biarkan suami Anda untuk memuaskan gairahnya.
  • Pilihkan waktu yang sesuai dan kesempatan yang baik untuk memuaskan suami. Beri dia stimulus untuk berhubungan intim sepulangnya dia dari perjalanan jauh yang memakan waktu lama.
5. Merasa puas dengan apa yang telah Allah berikan melalui suami.
  • Anda jangan pernah merasa depresi hanya karena suami Anda miskin atau memiliki pekerjaan dan karir yang biasa-biasa saja. Selama Anda dan suami dekat Allah –Sang Pemberi rezeki—, maka Dia pun akan menggelontorkan rezeki dan karunianya.
  • Anda mesti melihat orang-orang sekeliling yang miskin, sakit, cacat, dan lainnya. Lantas bandingkan dengan semua yang telah Allah karuniai kepada Anda dan keluarga.
  • Ingatlah selalu bahwa kekayaan sejati terletak pada tingginya keimanan dan keshalihan. Dua hal itu merupakan investasi terbaik untuk menjalani kehidupan yang kekal kelak.
...jangan pernah merasa depresi hanya karena suami Anda miskin atau memiliki pekerjaan yang biasa-biasa saja. Selama Anda dan suami dekat Allah Sang Pemberi rezeki, maka Dia pun akan menggelontorkan rezeki dan karunianya...
6. Jangan pusing dengan hal-hal keduniaan.
  • Jangan menjadikan hal-hal duniawi sebagai harapan dan minat Anda.
  • Anda tak perlu banyak memohon kepada suami Anda hal-hal yang tidak penting.
  • Kendati demikian, hidup zuhud bukan berarti tidak boleh menikmati hal-hal yang baik dan dibolehkan (baca: dihalalkan) syariat Islam. Namun pastinya, Anda harus memprioritaskan kehidupan akhirat kelak, dan memanfaatkan semua sarana dan faktor-faktor yang dapat memberikan keuntungan di surga.
  • Doronglah suami Anda untuk meminimalkan pengeluaran untuk hal-hal tidak penting, dan doronglah dia untuk menabung agar bisa memberi sedekah dan zakat kepada orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan.
7. Bersyukur dan memberikan apresiasi.
  • Berdasarkan sabda Rasulullah SAW, mayoritas penghuni neraka adalah wanita, dikarenakan mereka tidak bersyukur.
  • Hasil dari rasa bersyukur adalah suami Anda akan lebih mencintai Anda, dan dia akan berupaya keras untuk membahagiakan Anda dengan beragam cara.
  • Sementara dampak dari tidak bersyukur adalah suami Anda akan kecewa, lantas mulai bertanya, “Mengapa saya harus berbuat baik kepada istri saya, sementara dia tidak pernah bersyukur dan hormat?!”
8. Kesetiaan dan ketaatan.
  • Bersikap setia terutama ketika suami didera musibah yang menimpa raga atau pekerjaannya, semisal kecelakaan atau kebangkrutan.
  • Dukunglah suami Anda dengan apa pun yang Anda miliki (baik materi ataupun non-materi).
...Bersikap setia terutama ketika suami didera musibah yang menimpa raga atau pekerjaannya, semisal kecelakaan atau kebangkrutan...
9. Memenuhi permintaan suami.
  • Penuhilah permintaan suami dan taatilah semua permintaan-permintaannya, jika memang tidak menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
  • Dalam Islam, suami adalah pemimpin keluarga, dan istri adalah penyokong dan konsultan baginya.
10. Jika suami marah, buatlah dirinya merasa lega.
Hindari dan jauhi hal-hal yang bisa membuat marahnya berkepanjangan. Namun jika ternyata marahnya berkepanjangan, dan Anda tidak bisa ‘menjinakkannya’, maka cobalah untuk menenangkannya dengan langkah-langkah berikut:
  • Jika Anda bersalah dan melakukan kekeliruan, maka mintalah maaf kepadanya.
  • Namun jika dia yang melakukan kesalahan, maka Anda harus tetap bersikap tenang, jangan mengkritiknya dengan pedas, mendebat, menentang, atau bahkan berteriak. Tunggulah sampai kemarahannya mereda, lalu diskusikan segala sesuatunya secara damai.
  • Kemudian jika dia marah dikarenakan faktor-faktor eksternal, maka ada baiknya Anda diam, sampai kemarahannya sirna. Lalu tanyakan kepadanya apa yang membuatnya marah; apakah kelelahan, problem di kantor, ada orang yang menghinanya, dan lain sebagainya. Dan jangan banyak bertanya, namun fokus pada apa-apa yang membuatnya marah. Anda bisa bertanya kepadanya, “Kamu harus memberitahu kepadaku apa yang terjadi?”, “Aku harus tahu apa yang membuatmu marah?”, atau “Kamu membunyikan sesuatu, dan aku punya hak untuk tahu apa itu”.
11. Menjaga diri ketika suami tidak ada.
  • Jagalah diri Anda dari segala hubungan yang diharamkan.
  • Jaga setiap rahasia-rahasia keluarga, terutama yang berkenaan dengan hubungan suami-istri.
  • Menjaga rumah dan merawat anak-anak.
  • Menjaga uang dan segala harta bendanya.
  • Jangan sekali-kali keluar rumah tanpa izin suami, dan tanpa mengenakan hijab (jilbab) yang rapih.
  • Tolak kehadiran orang-orang yang tidak disenangi suami, jangan biarkan mereka masuk ke dalam rumah ketika suami tidak ada.
  • Jangan biarkan laki-laki non-mahran berduaan dengan Anda di mana pun.
...Tolak kehadiran orang-orang yang tidak disenangi suami, jangan biarkan mereka masuk ke dalam rumah ketika suami tidak ada...
12. Tunjukkan rasa hormat kepada keluarga dan teman-temannya.
  • Anda harus menyambut dan bersikap baik kerabat dan teman-teman suami Anda, terutama kedua orangtuanya.
  • Sebisa mungkin Anda harus menghindari masalah dengan para kerabatnya.
  • Anda harus menghindari memojokkan suami Anda ke posisi di mana dia harus memilih antara ibu dan istrinya secara dilematis.
  • Tunjukkan keramahtamahan Anda kepada tamu-tamunya, dengan cara menyiapkan tempat yang menyenangkan kepada mereka untuk duduk, menyajikan makanan yang paling baik, menyambut istri-istri mereka, dan lain sebagainya.
  • Dorong suami Anda agar secara rutin bersilaturahim ke kerabat keluarganya, dan agar mereka mengunjungi rumah Anda.
  • Telponlah orangtua suami Anda, kakak-kakak dan adik-adiknya; kirimi mereka surat, beri mereka hadiah, bantu mereka ketika terkena musibah, dan lainnya.
13. Kecemburuan yang terpuji.
  • Kecemburuan merupakan indikasi cinta dan sayangnya seorang istri kepada suaminya, namun tetap harus dalam batas-batas koridor ajaran Islam. Dalam artian, Anda boleh saja cemburu, tapi jangan sampai kecemburuan Anda dibarengi dengan caci-maki atau ghibah kepada orang lain.
  • Jangan mengikuti atau menciptakan keraguan-keraguan tidak mendasar di dalam diri Anda terkait suami Anda.
...Kecemburuan merupakan indikasi cinta dan sayangnya seorang istri kepada suaminya, namun tetap harus dalam batas-batas koridor ajaran Islam...
14. Kesabaran dan dukungan emosional.
  • Bersabarlah ketika Anda dan suami menghadapi kemiskinan dan keadaan-keadaan yang menegangkan.
  • Bersabarlah ketika musibah atau malapetaka menimpa Anda, suami, anak-anak, kerabat, atau harta benda Anda, baik musibah penyakit, kecelakaan, kematian, dan lain-lain.
  • Bersabarlah ketika suami Anda menerima tantangan dan rintangan dalam berdakwah (seperti diintimidasi, disiksa, dipenjara, atau bahkan dibunuh). Dukung dan kuatkan selalu suami Anda agar senantiasa berada di atas rel ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan selalu ingatkan dia akan surga yang dijanjikan Allah bagi orang-orang bertauhid lurus.
  • Jika suami Anda memperlakukan Anda secara tidak baik, maka bersabarlah dan balaslah perlakuan buruknya dengan perlakuan baik.
15. Mendukung suami untuk taat kepada Allah, berdakwah, dan berjihad fi sabilillah.
  • Bekerjasamalah dengan suami Anda dan ingatkan dia untuk melaksanakan berbagai ibadah wajib dan sunnah.
  • Dorong suami Anda agar melaksanakan shalat tahajud.
  • Ajak dia untuk rutin membaca Al-Qur’an dan memahami makna serta tafsirnya.
  • Ajak suami Anda untuk mendengarkan ceramah-ceramah keislaman.
  • Ingatlah selalu Allah.
  • Pelajarilah hukum-hukum dan ajaran Islam untuk muslimah.
  • Dukunglah aktivitas suami dengan memberinya berbagai opini bijak, dan redakanlah rasa sakitnya.
  • Luangkanlah waktu Anda untuk melakukan dakwah bersama suami.
16. Merawat rumah dengan baik.
  • Upayakan agar rumah selalu bersih dan tertata dengan baik.
  • Ubahlah tata letak barang-barang di rumah Anda dari waktu ke waktu untuk menghindari kebosanan.
  • Pelajari semua skill pemeliharaan rumah.
  • Pelajari bagaimana merawat anak-anak secara baik berdasarkan ajaran Islam.
17. Mengatur keuangan keluarga.
  • Jangan membelanjakan uang suami Anda, bahkan untuk berderma sekalipun, tanpa meminta izin darinya.
  • Rawatlah rumah, kendaraan, dan barang-barang pribadi suami, ketika dia tidak ada di rumah.
  • Upayakan agar anak-anak senantiasa ada dalam kondis bersih, rapih, terawat, berpendidikan, berakhlak baik, dan lain sebagainya. Ajarkan kepada mereka prinsip-prinsip Islam yang luhur; ceritakan juga kisah-kisah para nabi, sahabat Rasul, serta orang-orang shaleh terdahulu
*http://www.voa-islam.com/

Thursday, October 30, 2014

Renungan untuk Wanita

Kisah Nyata : Inilah Alasanku Berhenti Menjadi Wanita Karir


Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan.

Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Anti sudah menikah?”.
“Belum ”, jawabku datar.


Kemudian wanita berjubah panjang (Akhwat) itu bertanya lagi “kenapa?”
Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan.


“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya.
“Menunggu suami” jawabnya pendek.

Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?”
Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.

“Kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.

Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ?
Waktu itu jam 7 malam, suami saya menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir. Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing. Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah !!”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya.
Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya. Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.”
Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.
“Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan. Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya.
Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya. Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini”
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.”
Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
“Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah.
Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.
“anti tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya.

Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan ?
Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ?


Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya.
Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya.
Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya.

Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu.
Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.
Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku.
Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.

Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku. Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Laa ilaaha illallah…Allahu Akbar

Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya..




*sumber http://www.infowanitaonline.com/

GRAMMAR AND USAGE . The Words Often Used Wrongly (2)


4. “Continual(ly)” or “Continuous(ly)”

Kedua kata ini hampir sama tapi mempunyai penempatan  kalimat yang berbeda, meskipun artinya sama terus menerus. “Continual(ly)” dipakai pada kalimat yang berarti terus menerus dengan adanya jeda waktu.

Contoh                : Her face always appears in the cover magazine continually for several month.

Dalam kalimat ini, dia(pr) selalu muncul di cover majalah selama beberapa bulan. Terus menerus disini berarti adanya jeda antara majalah yang terbit bulan ini dengan bulan yang akan datang.
Sedangkan “Continuous(ly)”, dipakai pada kalimat yang berarti terus menerus tanpa adanya jeda waktu.

Contoh                 : It has been rained continuosly since this morning.

Hujannya terus menerus sejak tadi pagi.


5.  “ I “ or “Me”

Gunakan “I” bersamaan dengan kata ganti orang yang menjadi subyek lainnya. Contoh kata ganti subyek seperti “We,You,He,She,They”.

Contoh                 : You and I are going to the city. Bukan You and me are going to the city.

Nah, kalo “Me” dipakai ketika menjadi obyek atau bersamaan dengan kata ganti orang yang menjadi obyek. Seperti “Us, Her,Him,Them,You”

Contoh                 : The dog followed John and me to the door.
                                Danny thanked them.
2 Kalimat diatas yang menjadi subyek adalah The dog dan Danny.


6. “Bring” or “Take”
Perbedaan antara 2 kalimat ini adalah “Bring” menjelaskan perpindahan sesuatu dari yang jauh menuju pembicara. Sedangkan “Take” menjelaskan perpindahan sesuatu dari pembicara menuju tempat yang jauh.


Contoh                : Bring your girlfriend, so I can meet her.

                              Take your belongings when you will go abroad.

Sebuah Renungan


Tatkala Iblis turun ke bumi, dia berkata " Ya Rabbi, mengapa Engkau menurunkanku ke bumi dan menjadikanku yang terkutuk ? Oleh karena itu berilah aku sebuah rumah"
Allah berfirman "Rumahmu adalah WC".
Iblis berkata "Berilah aku tempat pertemuan",
Allah berfirman "Pasar dan tempat pertemuan beberapa jalan ". 
Iblis berkata " Berilah aku makanan". 
Allah berfirman "Makananmu adalah setiap perkara yang dimakan tanpa membaca basmalah".
Iblis berkata "Berilah aku minuman ". 
Allah berfirman "Setiap minuman yang memabukkan"
Iblis berkata "Berilah aku alat penyeru "
Allah berfirman "Seruling/siulan"
Iblis berkata "Berilah aku Alquran/bacaan"
Allah berfirman "Quranmu adalah puisi"
Iblis berkata "Berilah aku tulisan"
Allah berfirman " Tulisanmu adalah tato"
Iblis berkata "Berilah aku hadits"
Allah berfirman " Kebohongan"
Iblis berkata "Berilah aku tempat berburu"
Allah berfirman " WANITA"
(HR. Thabrani)

Wednesday, October 29, 2014

GRAMMAR AND USAGE, The Words Often Used Wrongly ( 1 )

Terkadang, ada banyak kata dalam bahasa inggris yang cara pengucapannya sama meski tulisannya berbeda, atau juga ada dua kata yang punya arti sama tapi penulisannya berbeda dan untuk kalimat seperti apa penggunaannya yang tepat ? Di bawah ini saya coba belajar , mengingat kembali, sekaligus berbagi secuil ilmu, siapa tau bermanfaat yaa..  

*bersumber dari Oxford Dictionaries Language Matters.


1.  “Shall” or “Will
      
Shall dan Will Sama-sama mempunyai arti akan, “Shall” digunakan untuk kata ganti orang pertama seperti “I” dan “We” , dalam bentuk Future Tense. Sedangkan “Will” digunakan untuk kata ganti orang kedua dan ketiga seperti “ You”, “ He “, “She”, “It”, “They”

i.e                           :  I shall go with him.
                                   They will face the examination.

2.  “Can” or “May”

Banyak yang bertanya perbedaan penggunaan antara Can dan May. Mempunyai arti yang sama, Can dan May berarti kata benda yang digunakan untuk meminta atau memberikan ijin. Ga ada perbedaan arti , perbedaannya cuma di situasi formal dan informal.
Ketika kita berada dalam situasi pembicara formal dan menulis formal, gunakan “ May”, tapi dalam situasi informal, kita bisa menggunakan “Can”.
Jadi perbedaannya adalah “May” lebih sopan digunakan dibanding “ Can “.

i.e                           :  Can I ask you a few question ?
                                   May I ask you a few question ?

3.  “ Cannot” or “ Can not”

Dalam hal pengucapan, keduanya sama-sama masih bisa diterima, karena pengucapannya sama, tidak ada bedanya. Tapi tidak dalam hal tulisan, gunakan “can not” ketika kata “not” menjadi struktur kalimat yang lain atau yang tidak bisa dipisahkan.  Contoh “not only” , not only tidak bisa dipisahkan, yang berarti “ tidak hanya” sehingga harus terpisah dari “can”.

i.e                           :  It can not only create a new product ,but also improve the sales.




Apa itu IP (K) ?

Temen2 yang masih kuliah atau kaka2 yang udah pernah kuliah, pasti tau itu apa IP.
Nah, menurut Wikipedia,


Indeks prestasi, biasa disingkat IP, adalah salah satu alat ukur prestasi di bidang akademik/pendidikan. Meskipun bernama "indeks", IP sebenarnya bukanlah indeks dalam pengertian sebenarnya, melainkan semacam rerata terboboti.



Kebanyakan di pake di perguruan tinggi. Dan kalo IPK sendiri kepanjangan dari  Indeks Prestasi Kumulatif. Jadi gabungan IP dari beberapa semester dan dibagi sama jumlah semester yang ditempuh.

Singkatnya,yang saya tekankan di poin ini , penting ga sih dapet IP tinggi atau cumlaude ?
Menurut pandangan saya pribadi, Well, kebanyakan akhir2 ini saya lebih banyak denger, ga di media, ga temen2 kampus, mereka bilang "buat apa kalo IP tinggi, tapi kemampuannya ga oke di tempat kerja nantinya ? " atau juga mereka bilang " Don't judge a book by it's cover ". Maksudnya jangan ngeliat gue sebelah mata meski IP gue ga cumlaude" . Yang pertama saya kurang setuju, tapi kalo alesan yang kedua saya lumayan setuju. Kenapa ? Alesan pertama itu kaya belum ada usaha tapi udah nyerah buat dapet IP yang oke. Tapi kalo yang kedua, masih ada harapan dia udah usaha, tapi hasilnya belum memuaskan. :)


Emang, IP ga ngejamin kesuksesan seseorang loh. 

Contoh : Ahok yang katanya IP nya cuma 2.7, sekarang dia bisa  jadi orang nomor 1 di Ibukota ini.


IP memang bukan tolak ukur kecerdasan atau kesuksesan seseorang. Tapi bisa juga menentukan tingkat keseriusan, kesungguhan dan kerajinan seseorang mungkin bisa diliat dari IP nya ,, *ini menurut penelitian pribadi aja.. ;)

Nah, seberapa penting sih dapet IP bagus? Apa cuma buat banggain orangtua gitu aja? Dapet piagam ber-IP Cumlaude ? atau atau atau?... heheee..
Saya kasih gambaran simple .
Nih, kalo antara 2 insan yang jatuh cinta, mereka biasanya terpana *ciee... dari apa pertamanya ?
Pasti dari fisik pertamanya, entah wajahnya, entah gaya bicaranya, dan ga mungkin orang yang baru ketemu langsung jatuh hati alasannya dari kepribadian dalamnya. Kepribadian dalam orang lain kita ketahui kalo kita udah kenal lama sama orang tersebut. Iya kan?
Gitu juga kalo kita mau melamar kerja di perusahaan , yang diliat pertama kali biasanya penampilan, prestasinya, IP nya, kemampuan organisasinya, pengalamannya. Semuanya digambarkan secara tersirat dan tersurat, ga liat langsung dan si pewawancara pastinya belum tau langsung apakah yang dia jelasin tentang itu semua sesuai realita apa ngga .
Dan setidaknya IP sedikit membantu kita buat " memancing" perusahaan buat ngelirik kita dan punya kesempatan buat gabung di perusahaan yang diidam2kan.
Nahhh,, ada lagi contoh, kalo kita bilang " buat apa IP Cumlaude juga ?  ga jamin masa depan kita sukses " , emang kita udah tau masa depan kita bakal sukses ? Karena ga tau masa depan kaya apa, jadi coba aja lakuin yang terbaik. 

Kalo kita bisa meramal masa depan bakal sukses sih saya juga ga bakal cape2 perjuangin sekolah, perjuangin biar dapet prestasi akademik Ok, selagi kita masih diberikan kesempatan buat hidup dan melakukan sesuatu kenapa kita ga melakukan yang terbaik aja ? Kesempatan hidup cuma 1x dan ga bisa diulang lagi. 
Karena saya belum tau apakah masa depan saya prospeknya cerah atau ga, jadi saya putuskan buat jalani yang saat ini dulu dan ambil yang terbaik. Contohnya, saat ini saya masih kuliah, dan saya coba buat lakuin yang terbaik sebagai mahasiswa, coba berusaha mungkin dapet nilai ok . Saya juga sebagai karyawan, saya coba jalani yang terbaik sebagai karyawan, melakukan tugas sebaik mungkin. 
Saya yakin qo, kalo ngelakuin yang terbaik saat ini, bakal bermanfaat dan berguna bgt buat masa depan kita. Entah kapannya ga tau. Tapi pasti !
Setuju atau ga, itu pendapat saya , curahan hati saya aja, karena banyaknya orang yang bilang, ngapain ngejar2 prestasi selagi kuliah,kan ga jamin sukses juga. Kayanya miris bgt gitu, udah orang tua cape2 ngeluarin biaya yang banyak bgt, kitanya ga ada usaha buat do the best. 


So, life is choice, pilihan ada di tangan kita masing2. Dan punya cara pandang hidup yang berbeda. Tapi, selagi kita bisa melakukan yang terbaik, kenapa ngga ? Selagi ga ngerugiin orang lain dan bakal bermanfaat buat diri kita sendiri. Iya kan ? :))


*Bagi yang mau berkomentar , dipersilakan selagi tidak berkomentar yang menjurus ke arah SARA. Budayakan komentar yang baik dan beretika. :))









Monday, July 7, 2014

The Victims of Black Campaign

           Saya disini bukanlah orang yang mengerti tentang politik, bahkan sama sekali jauh dari paham. 
Tapi disini saya juga ingin menyuarakan pendapat saya tetapi bukan tentang Capres dan Cawapres yang sedang tren saat ini, melainkan korban-korban dari Black Campaign itu sendiri. Beberapa hari lagi tepatnya tanggal 9 Juli 2014, Rakyat Indonesia akan meyelenggarakan pesta demokrasi pemilihan presiden periode 2014-2019. Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara demokrasi, negara yang bebas menyuarakan pendapatnya. Tak ada salahnya memang selama suara demokrasi itu tidak merugikan kepentingan umum. Nah dalam postingan saya ini apa maksud  dari korban Black Campaign itu sendiri? Menurut saya, korbannya adalah para rakyat itu sendiri, para pendukung " fanatik" masing-masing kubu Capres dan Cawapres. Loh selama ini secara tidak sadar, masyarakat kita telah diprovokasi adanya berita yang simpangsiur tentang para " Idola " mereka. Terlebih lagi jika ada berita yang bersifat negatif dan menjatuhkan pihak lawan, berita yang entah benar-benar asli atau benar-benar dibuat-buat pihak yang tidak bertanggungjawab itu memprovokasi masyarakat Indonesia, semakin disebarluaskan untuk saling menjatuhkan pihak lawan. Bahkan kabarnya, salah satu media pun ikut terseret kasus akibat menjatuhkan pihak lawan kubu Capres mereka, seharusnya media memberikan informasi dan meluruskan stimoni negatif terhadap berita yang ada, dan sepatutnyalah media bersikap netral. Bukan sebaliknya yang dapat memprovokasi masyarakat sehingga sampai saling mencaci maki antar 2 kubu.
          Apakah masyarakat itu tau lebih dan kurangnya " Idola " mereka , atau lebih dan kurangnya pihak lawan kubu mereka ? Justru mereka tau hal itu semua karena adanya pesan berantai baik via bbm  atau aplikasi messenger lainnya menjelang Pilpres yang seolah-olah di"karbit" menjadi tau segalanya tentang kelebihan dan kekurangan " jagoan " mereka dan lawan " jagoan" mereka.
Entah di lingkungan kantor saya, maupun di lingkungan kampus ,seolah-olah saling tau bagaimana kinerja para Capres di pemerintahan yang akan datang. Saling adu mulut ( meski ga sampe berantem cuma saling teriak-teriak aja sih ) tentang semua itu. Saya yang tidak bisa berkomentar apa-apa hanya bisa tersenyum simpul kalau rekan-rekan  saya sudah saling beradu pendapat yang entah kebenarannya menurut saya belum jelas dan belum ada bukti yang akurat . Politik memang kejam tapi jangan jadikan rakyat sebagai korban kampanye hitam para politisi.
        Apakah masyarakat bisa mempertanggungjawabkan kicauan mereka baik buruknya Capres dan Cawapres ini, jika sekarang sudah bisa berkata jikalau nanti dipimpin oleh Capres idolanya ? Yang akhirnya mereka akan kecewa sendiri akibat termakan isu-isu pada waktu kampanye berlangsung dengan kenyataan ketika Idolanya sudah menjadi pemimpin dan berbanding terbalik dengan apa yang masyarakat membela mereka saat itu. Sebagian besar masyarakat sudah terprovokasi oleh racun-racun politik. alias Black Campaign. Bentuknya bermacam-macam, baik pesan berantai via bbm yang menjatuhkan, karikatur-karikatur dsb.
       Sejujurnya saya risih dengan adanya isu-isu seperti itu, tapi saya masih menghargai demokrasi, saya hanya bisa senyum saja kalau rekan saya berkicau tentang begini begitu seolah-olah sudah kenal dekat dengan Capres dan Cawapresnya baik hal yang baiknya maupun yang buruknya. Hehee... 
Ya, inilah bentuk kerisihan saya dan pendapat saya tentang para korban kampanye hitam ini. Menurut saya bukan hanya Capres dan Cawapresnya saja yang jadi korban, yang jadi korban sebenarnya adalah rakyat. Rakyat yang dibodohi oleh kampanye-kampanye kotor . Gosip-gosip yang aneh. Yang secara tidak langsung menjerumuskan rakyat itu sendiri, seperti mereka terbuai oleh janji-janji manis sang Capres Idola, dan termakan fitnah Capres lawan yang pada akhirnya 2 pihak pendukung Capres bisa bertindak tidak terpuji. 

         Tapi mudah-mudahan saja pemimpin-pemimpin Indonesia yang akan datang akan bisa lebih baik untuk mengemban  amanah rakyat, jangan kecewakan lagi rakyat dan menjadikan rakyat sebagai alat politik yang kejam. Hidup rakyat ini sudah susah Pakk,,,, jangan buat lagi pusing para rakyat ini dengan termakan kampanye hitam kalian. Politisi saling adu domba, memakai rakyat sebagai alat untuk melancarkan cara kampanye yang kotor itu. Meskipun Visi Misi Kalian dan para timsesnya mungkin sama, untuk mensejahterakan dan merubah negeri ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. 
           Itulah  uneg-uneg saya tentang keadaan lingkungan sekitar saya menjelang pilpres. Sekali lagi saya bukan sok tau, tapi hanya menuangkan pandangan saya ini meski yaa memang saya tidak begitu tau tentang apa itu politik, bagaimana di dalamnya. Tapi yang saya tekankan dalam postingan ini adalah masyarakat yang begitu mudahnya termakan oleh berita-berita yang kurang bisa dipertanggungjawabkan, seolah-olah seperti pencucian otak stadium rendah. Hehehe... Finally, SAY NO TO BLACK CAMPAIGN !


Friday, June 13, 2014

BIG Mistakes..


   Biasanya kalo lagi bengong itu mikirin apa ya? Kalo saya tiap kali bengong itu selalu mikirin kegagalan-kegagalan saya yang udah lewat. Maksudnya buat jadi bahan pelajaran saya di masa depan. Dan sampai hari ini  teringat tentang kesalahan saya sebagai anak. ( Saya bukan orang yang pandai merangkai kata. Cerita bahagia pun kalo saya rangkai biasa aja, dan ga memberikan efek bahagia juga sama pembaca, gitu juga sebaliknya. Itu menurut saya sih..).Sebenernya selalu keingetan hal ini, tapi bulan puasa ini tambah keingetan karena liat iklan salah satu perusahaan besar di Indonesia yaitu PT.Djar** , jadi iklan ini cerita tentang anak perempuannya yang dari kuliah sampe kerja selalu diantar jemput sama Bapaknya, Suatu ketika anak perempuannya pulang kerja dan diajak jalan sama temen2 kerjanya buat makan malem diluar, padahal di depan kantornya dia ngeliat bapaknya udah stay di depan gerbang kantornya tapi dy malah pilih jalan sama temen-temennya . Dan temen-temennya itu cm tau yang tiap hari jemputin temennya itu tukang ojek. Dan cerita kesananya kalian udah pada liat mungkin ya iklannya. Sedih..... : ' ((

   Saya punya seorang Bapak yang menurut saya Very Great, Great, and Great. Kesalahan saya yang sampai sekarang saya sesali di detik2 terakhir kehilangan beliau. Sejak awal SMA, bapak saya udah mulai sakit-sakitan . Beliau terkena struk. Tapi saya sebagai anak sulung ga pernah ngerti waktu itu gimana ikut ngeramut orangtua yang lagi sakit, karena saya juga disibukkan dengan kegiatan sekolah. OSIS , ekskul dsb.
Singkat kata, setelah saya lulus SMA, saya memutuskan untuk mondok pesantren di salah satu kota besar. Keberangkatan saya disambut bahagia, sedih sama keluarga besar terutama Bapak. Beliau yang udah sama sekali ga bisa jalan, waktu saya mau berangkat mondok itu beliau bela-belain buat anter saya sampe mobil jemputan yang ada di halaman rumah. Walaupun pake tongkat dan jalan terlunta-lunta. Ketika saya liat ke belakang, beliau mandang saya dengan rasa haru, dan yang saya yakin , saya liat dengan mata kepala saya sendiri, beliau menitikkan air mata. Ahhh... saya ga tega liat ke belakang ( posisi udah di mobil ). Doakan saya ya Pak...

   6 bulan saya ada di pondok, subuh 04.30 26 Juli 2010, saya dapet telepon dari keluarga di rumah melalui telepon kantor di pondok sana. Saya dengan keadaan masih ngantuk dan belum adzan waktu itu  mengelluh, kenapa ya orang rumah telepon subuh-subuh kaya gini. Huft...Ga lama 5 menit, telepon kantor bunyi dan staf kantor pondok memberikan telepon itu buat saya. Kalimat yang saya dengar setelah saya bilang Hallo, adalah " Mba... Bapak udah ga ada " .Adik saya pun nangis.. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun..... Seketika itu saya langsung nangis keras dan jatuh. Ya Allah , saya ga nyangka bapak secepat ini Engkau ambil ke sisi-Mu di saat saya belum menjadi "anak" yang sebenarnya . Saat itu juga saya langsung salat Subuh dan pihak pondok membantu saya mempersiapkan kepulangan saya segera.
Sepanjang perjalanan saya menangis didampingi salah satu sahabat saya yang ikut menemani saya pulang ke rumah. Jarak perjalanan sekitar 6 jam dari pondok menuju rumah. Tapi keajaiban dari Allah, dalam waktu 4 jam saya sudah berada dirumah. Waktu yang sangat impossible ditempuh dari biasanya.

  Hmmm..., beliau belum diizinkan oleh Allah buat melihat anak perempuannya menjadi dewasa, telah bekerja, menempuh pendidikan di perguruan tinggi, dan telah menjadi seorang istri.
Tapi satu kalimat yang selalu saya berikan untuk beliau. Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbaani shogiro....
Saya yakin kalau doa saya akan beliau dengar disana, dan kebahagiaan yang luar biasa dibanding apa yang telah saya peroleh saat ini.
Buat semua yang masih punya Ayah dan Ibu, jangan sampai melukai perasaan mereka. Semua akan ada penyesalan kalau beliau sudah ga ada lagi di dunia ini tapi kita masih menyakiti perasaan orang tua.
Ya.. Life must go on, experience is d'best teacher. Pengalaman mengajarkan saya semua. Terima Kasih kehidupan, Terima Kasih semua, Terima Kasih Allah..