Monday, November 7, 2016

Peta Perkawinan


Ilustrasi. Sumber www.pexels.com

Peta perkawinan yaitu memberikan gambaran yang luas tentang pengalaman kebanyakan pasangan saat mereka bernegosiasi di medan perkawinan. ( Pengalaman-pengalaman hidup antara 2 orang yang berbeda karakter lalu disatukan dalam sebuah rumah tangga memang bukan hal mudah. Bukan hal mudah !) .

Kita memang tidak perlu terlalu terpaku pada urutan yang ada ( penjelasan dibawah ini ) karena beberapa pasangan bergerak melewati tahap ini lebih cepat daripada yang lainnya, dan beberapa melangkahi tahapan tertentu secara keseluruhan. Mari kita simak  Michele Weiner Davis dalam bukunya, The Divorce Remedy (2001), berikut ini dapat memberikan perenungan bagi kehidupan perkawinan kita masing-masing.

TAHAP 1 – Kejayaan Gairah ( Masa-masa pernikahan awal lagi indah-indahnya di tahun-tahun pertama dan atau kedua biasanya nihh J )

Tahap awal ini merupakan masa berbulan madu. Ada banyak kegembiraan dan hidup yang penuh kegairahan bersama pasangan. Anda melihat begitu banyak kesamaan dengan pasangan : menikmati hobby yang sama, musik, film, dan kegiatan lainnya ( Pada awal-awal pernikahan bagi kebanyakan orang, kesamaan dalam hal apapun akan dijumpai terlebih dahulu ). 

Semuanya tampak sempurna, Anda membayangkan masa depan yang  cerah. Kebaruan dan kegembiraan hubungan menstimulasi produksi kimiawi dalam tubuh Anda yang meningkatkan energi dan sikap positif, serta meningkatkan seksualitas dan sensualitas. Anda merasa nyaman di hadapan pasangan Anda dan rasanya tidak cukup waktu dalam sehari untuk bersama. Namun ( perlu diingat dan waspada ), sukacita Anda akan segera berganti, ternyata hidup dalam perkawinan tidak semudah yang semula Anda bayangkan.


TAHAP 2 – Apa Yang Telah saya Pikirkan ? ( Perbedaan sifat dan karakter serta kebiasaan pasangan yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan )

Dalam beberapa hal, tahap ini adalah tahap yang paling sulit. Hal-hal kecil mulai mengganggu Anda. ( Tahap ini relatif terjadi pada tahun pernikahan yang ke... bagi setiap pasangan.  Tidak selalu sama ). 

Anda baru menyadari bahwa pasangan Anda menghabiskan terlalu lama waktu di toilet, sering meletakkan barangnya dimana-mana ( sedangkan Anda tipe orang yang teratur dan rapi tentu hal kecil ini akan sangat mengganggu dan melelahkan jika setiap saat pasangan kita tidak bisa rapi dan teratur dalam menyimpan barang-barang khususnya barang setelah pakai misalnya. Pun kita sudah berulangkali mengingatkan tetapi terus berulang ) dan cara makannya dengan mulut yang berbunyi sangat mengganggu Anda. 
( Terkadang kita berpikir bahwa, mengapa pasangan saya menjadi seperti ini? Tidak seperti yang saya kenal seperti dulu ? Hey hey, bukan. Bukan masalah karena dia berubah, tapi kitalah yang baru terbuka mata hatinya atas segala sesuatu yang tidak kita harapkan ada dalam diri pasangan selama ini.)

Dalam tahap ini, Anda  mulai menyadari bahwa ada banyak perbedaan antara Anda berdua. Anda menikmati sering berlibur diluar kota, sementara pasangan Anda lebih suka tinggal dirumah dan menghemat uangnya. Anda bingung tentang apa yang terjadi.

Anda bertanya-tanya apakah ada “alien” yang telah menculik pasangan Anda dan meninggalkan Anda dengan  makhluk yang asing dan rumit ini. Anda merasa kecewa dan bertanya-tanya apakah Anda telah melakukan kesalahan. ( Karakter asli dan kebiasaan dari alam bawah sadar pasangan mulai terbuka, tapi itu menandakan bahwa pasangan sudah mulai nyaman dengan kebersamaannya bersama kita karena kebiasaan dan karakter yang menurutnya fine-fine saja sudah ia lakukan tanpa ia sadari dan tanpa berpikir lagi apakah yang ia lakukan menjadi “salah” dimata kita).

Ketika Anda mengingatkan diri sendiri bahwa Anda telah membuat komitmen seumur hidup, Anda mulai memahami arti sebenarnya dari keabadian. Ironisnya, hal ini berada di tengah perasaan yang bertentangan dengan semangat Anda karena juga dihadapkan pada berbagai  macam putusan yang mengubah hidup Anda selama ini. Sebagai contoh, sekarang Anda harus memutuskan kapan akan mempunyai anak,kapan akan menjenguk orangtua dan siapa yang akan membayar tagihan listrik, rumah dsb. Contoh-contoh kesepakatan seperti ini tidak mudah terjadi. Seorang yang tadinya dipandang sebagai pasangan mulai dirasakan sebagai lawan.


TAHAP 3- Segala Hal Akan Baik Jika Anda Berubah

Dalam hal ini, kebanyakan orang yakin bahwa ada dua cara untuk melihat berbagai hal yaitu sudut pandang cara pasangan dan sudut pandang cara Anda, keduanya dikenal sebagai cara yang benar. Setiap pihak beranggapan caranyalah yang paling benar. Ketika seseorang berada dalam keadaan pikiran seperti ini, mereka kesulitan untuk memahami mengapa pasangan mereka begitu terpaku pada cara mereka sendiri dalam melihat sesuatu hal. ( Contohnya kita menganggap bahwa membiasakan menuruti keinginan anak adalah hal yang kurang baik untuk anak kedepannya, tetapi pasangan justru selalu menuruti keinginan anak dengan tujuan yang menurutnya benar.)

Mereka menganggap itu muncul dari sikap pasangan yang keras kepala, pendendam, atau adanya kebutuhan untuk menguasai. Mereka tidak berfikir bahwa pasangannya juga memikirkan hal yang sama tentang mereka. Kemarahan, sakit hati, dan frustasi memenuhi khidupan perkawinan mereka.
Tahap ini adalah masa ketika banyak orang menghadapi persimpangan jalan perkawinan.

Pertama, dengan adanya keyakinan bahwa mereka sudah mencoba segalanya, beberapa orang kemudian menyerah. Mereka mengatakan bahwa mereka menikah dengan orang yang salah. Perceraian tampaknya menjadi satu-satunya solusi bagi mereka.
Pilihan kedua mereka mengundurkan diri untuk berada dalam situasi status quo dan memutuskan untuk menjalani kehidupan secara terpisah.

Namun, pilihan ketiga ada juga  banyak orang yang memutuskan bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri perang dingin dalam satu rumah  dan mulai mencari cara-cara yang lebih sehat serta memuaskan dalam berinteraksi atau berkomunikasi menyampaikan keinginan kepada pasangan.


TAHAP 4 – Itu Cara Pasangan Saya ( Dia adalah dia , dan saya adalah saya. Saya tidak bisa merubah dia menjadi saya ataupun sebaliknya )

Pada tahap ini, kita akhirnya berdamai dengan kenyataan bahwa kita tidak akan pernah sepakat dalam segala hal dengan pasangan dan kita harus mencari strategi yang kita lakukan agar kita hidup lebih damai. Secara perlahan, kita mulai bisa menerima bahwa tidak ada sejumlah alasan, permohonan, omelan, teriakan atau ancaman yang akan merubah pikiran pasangan kita. Kita bisa menjadi lebih mudah meaafkan pasangan kita ataskekerasan kepalanya dan mengakui bahwa memang tidak mudah hidup bersama. ( Kakak beradik yang se- ibu bapak pun berbeda-beda sifat dan karakter, apalagi suami istri yang berbeda ibu bapak :D )

Ketika perselisihan terjadi, kita terus berupaya untuk menempatkan diri pada sudut pandang pasangan kita dan kita jadi memperoleh lebih banyak rasa kasih dan pengertian. Kita menjadi “teman sekelompok” kembali.


TAHAP 5 – Bersama Kembali

Karena Anda tidak perlu berjuang untuk menjelaskan siapa diri Anda dan pernikahan seperti apa yang seharusnya terjadi, keadaan menjadi lebih damai dan harmonis. Semua penderitaan dan kerja keras dari tahap sebelumnya benar-benar telah terbayar lunas. Anda menyadari bahwa  “makhluk asing” yang telah menculik pasangan Anda dalam tahap 2 sudah mengembalikan pada Anda secara baik. Anda senang menemukan bahwa kualitas yang Anda lihat begitu lama pada pasangan Anda tidak pernah benar-benar lenyap, hanya makin disamarkan saja. ( Tahap ini adalah tahap dimana kedua pihak sudah saling memaklumi, menyadari bahwa apa saja yang ada di dalam diri pasangan yang tidak kita senangi sejatinya tidak akan pernah bisa lepas dari pasangan, hanya kita saja yang berusaha untuk menyamarkan perbedaan yang ada.)

Semua ini memperbarui perasaan saling terhubungkan. Anda dapat meninjau kembali ke belakang dan merasa positif dengan prestasi yang telah dicapai baik sebagai pasangan, keluarga maupun individu.

Hal yang paling penting diingat adalah bahwa pada umumnya orang tidak melewati tahapan tersebut secara berurutan. Ada 3 langkah kedepan  dan 2 langkah ke belakang. Ketika Anda mulai merasa lebih damai satu sama lain di tahap 4, kemudian terjadi kkrisis, maka Anda menemukan diri tergelincir kembali ke tahap 3, kemudian bisa saja Anda atau pasangan berubah atau justru mengalami kegagalan. Kualitas dan kuantitas cinta yang dirasakan satu sama lain tidak pernah berhenti. Cinta dan pernikahan merupakan sesuatu yang dinamis.

( Oleh karena itu, pernikahan langgeng bukan terjadi karena banyak kesamaan antara 2 manusia, tetapi karena adanya sikap saling menghormati, memahami dan mengerti terhadap pasangan akan banyaknya kerikil perbedaan. Kesabaran adalah kunci utama menghadapi sifat kecil pasangan yang kurang sreg dan sesuai dihati kita menjadi nomor satu yang sangat dibutuhkan. Dan itu dilakukan terus menerus sampai usia pernikahan yang hanya maut memisahkan. Karena pernikahan adalah bukan akhir dari pembelajaran kehidupan, tetapi awal pelajaran hidup yang waktu belajar dan menempuhnya sampai mati. )

Insya Allah :)

Sumber :Kompas/Konsultasi h.25/ Edisi Sabtu, 5 Nov 2016 ( Rubrik asli diatas tanpa huruf miring, huruf miring adalah pendapat penulis )

0 comments:

Post a Comment